Peluang Bisnis
0
Selama bertahun-tahun IT manager mencemaskan serangan malware. Serangan ini diprediksi mampu membocorkan simpanan keuangan perusahaan mereka.
Kini penipu keuangan berhasil menyusul serangan virus. Hal ini terbukti dengan makin banyaknya sumber keuangan yang mengalami kerugian. Menurut Annual Computer Crime and Security Survey ke 12, penipuan keuangan diperkirakan merugikan para pebisnis, agen pemerintah, dan universitas yang diteliti. Kerugiannya diperkirakan mencapai USD 21.124.750 tahun ini.
Sementara itu, malware diperkirakan merugikan enterprise sebesar USD 8.391.800. Menurut riset yang dilaksanakan oleh Computer Security Institute, sebanyak 494 perusahaan ambil bagian dalam riset ini. Sebanyak 194 perusahaan siap menjawab bagian terkait kerugian keuangan yang mencapai USD 66.930.950 ini.
Di sisi lain, riset juga menunjukan, rata-rata kehilangan tahunan akibat malware menembus angka USD 350.424 dari angka USD 168.000 pada tahun lalu. Angka tersebut sejak 2004 mencapai kerugianpaling tinggi.
Menurut Robert Richardson, direktur Computer Security Institute, kerugian yang dilaporkan dalam riset ini diderita oleh enterprise, bukan konsumen individual. Dari segmen enterprise ini, kerugian terbesar dialami oleh organisasi. Hal ini diakibatkan oleh virus komputer. Akan tetapi, hampir semua responden mengatakan telah memiliki software anti virus dan software tersebut mengalami peningkatan kemampuan dari waktu ke waktu.
Namun demikian, virus seperti 'ILOVEYOU' telah menimbulkan kerusakan dan mengakibatkan 45 juta komputer diprediksi terinfeksi dalam hitungan hari. Tahun ini dan tahun lalu penyebaran virus ini relatif lebih tenang.
Berkaitan dengan penipuan, berikut 10 kategori kerugian terbesar. Penipuan keuangan (USD 21.124.750), malware (USD 8.391.800), penetrasi sistem oleh pihak luar (USD 6.875.000), pencurian data dari semua perangkat kecuali mobile (USD 5.685.000), pencurian laptop atau hardware mobile (USD 3.881.150), penyalahgunaan e-Mail dan akses karingan oleh pihak internal (USD 2.889.700), denial of service (USD 2.888.600), phishing (di mana perusahaan berperan sebagai pengirim) sebesar USD 2.752.000, bot dalam organisasi (USD 2.869.600), dan pencurian informasi proprieter dari perangkat mobile (USD 2.345.000).
SumberDA-Asia
Posted on 12:22 PM by Unknown and filed under
lainlain

Post a Comment
Terima Kasih Sudah Berkunjung,
Silahkan Isi Komentar